BumiBaik Writer
09/04/25
Tau gak sih apa itu blue carbon?
Blue Carbon merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut karbon yang diserap, disimpan, dan dilepaskan dari ekosistem pesisir semisal hutan mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut. Ekosistem ini memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer. menurut World Economic Forum ekosistem ini dapat menyimpan 5 kali lebih banyak dan menyerap 3 kali lebih karbon per area dibandingkan hutan tropis. bahkan diperkirakan lebih dari 50% karbon yang terkubur di bawah laut disebabkan karena ekosistem ini.
Penyebab ekosistem ini sangat efisien dalam menyerap dan menyimpan karbon adalah karena tanaman dalam ekosistem ini cenderung tumbuh dengan cepat yang dalam prosesnya banyak menyerap CO₂ dari udara. Selain itu, tanaman ini cenderung tumbuh di tanah anaerob sehingga memperlambat proses dekomposisi tanaman yang membuat karbon tersimpan di tanah lebih lama.
Apa sih manfaat ekosistem blue carbon
1. Mitigasi Perubahan Iklim
Ekosistem blue carbon berperan signifikan dalam menyerap dan menyimpan gas CO₂. Pertumbuhan tanamannya yang cepat serta kondisi lingkungan yang lambat dalam dekomposisi membuatnya sangat bagus dalam menyerap dan menyimpan karbon. Kemampuannya ini membuat ekosistem blue carbon memiliki kontribusi besar dalam mengurangi konsentrasi CO₂ di atmosfer sehingga membantu menekan laju terjadinya perubahan iklim.
- 2. Perlindungan dari Bencana Alam
Hutan mangrove dan padang lamun berfungsi sebagai pelindung alami terhadap bencana alam seperti tsunami, badai, dan abrasi pantai. Hutan mangrove memiliki kemampuan untuk meredam dampak badai dengan menahan laju ombak dan angin masuk ke wilayah pesisir pantai. Selain itu, hutan mangrove dan padang lamun memiliki akar yang kuat yang dapat membantu penumpukan sedimen.
- 3. Sumber Ekonomi bagi Masyarakat Pesisir
Ekosistem blue carbon menyediakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Hutan mangrove menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan kerang yang menjadi sumber pendapatan utama bagi nelayan lokal. Selain itu, ekosistem ini juga dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata alam dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Contohnya seperti di Florida Keys National Marine Sanctuary yang mana ekosistem padang lamun dan hutan mangrove menjadi tempat wisata dan mendapatkan penghasilan hingga 73 triliun setiap tahunnya.
- 4. Penyedia Habitat bagi Keanekaragaman Hayati
Ekosistem pesisir adalah rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna, baik yang hidup di darat maupun di laut. Padang lamun, misalnya, menjadi tempat berkembang biak bagi ikan, penyu, dan dugong. Sementara itu, hutan mangrove juga menjadi habitat bagi berbagai burung migran dan mamalia kecil serta menjaga keseimbangan ekologis di wilayah pesisir. Selain itu, ekosistem hutan mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut juga berperan untuk mencegah pencemaran air dari daratan seperti sisa pupuk atau pestisida yang dapat membunuh ekosistem di air.
- 5. Peningkatan Kualitas Air
Ekosistem karbon biru berperan dalam meningkatkan kualitas air di wilayah pesisir. Padang lamun, misalnya, berfungsi sebagai penyaring alami yang menangkap sedimen dan polutan dari air laut, membantu menjaga kualitas air dan mencegah eutrofikasi. Selain itu, ekosistem blue carbon juga mencegah terjadinya pencemaran air tawar dengan air laut saat terjadi kondisi pasang.
Ancaman yang dihadapi ekosistem blue carbon
Menurut World Economic Forum saat ini sekitar 50% ekosistem rawa pasang surut, 35% ekosistem hutan mangrove dan 29% ekosistem padang lamun di seluruh dunia telah mengalami kerusakan atau hilang sejak pertengahan abad ke-20. Penyebabnya diduga akibat adanya perubahan iklim dan pengembangan kawasan di daerah pesisir. Perubahan iklim menyebabkan badai semakin sering terjadi. Akibatnya ekosistem di daerah pesisir mengalami kerusakan akibat terkena gempuran badai secara terus-menerus. Perubahan iklim juga menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Air laut yang semakin tinggi menyebabkan kerusakan habitat tanaman ekosistem blue carbon sehingga tanaman menjadi mati dan sulit untuk tumbuh kembali. Selain itu, pertumbuhan daerah urban dan kepentingan komersial seperti aquaculture dan agriculture juga menjadi ancaman terhadap keberadaan ekosistem blue carbon.
Upaya Perlindungan dan Pemulihan Ekosistem Karbon Biru
1. Rehabilitasi dan Restorasi
Upaya rehabilitasi dan restorasi ekosistem pesisir, seperti penanaman kembali mangrove dan pemulihan padang lamun, penting untuk mengembalikan fungsi ekologis dan kapasitas penyimpanan karbon. Dengan melakukan penanaman kembali ekosistem yang awalnya rusak atau hilang dapat dipicu untuk kembali tumbuh seperti kondisi aslinya. Di Indonesia, misalnya, pemerintah berkomitmen untuk merehabilitasi 600.000 hektare hutan mangrove pada tahun 2024.
- 2. Pengelolaan Berkelanjutan
Penerapan praktik pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan,diantaranya seperti pengaturan penangkapan ikan, pengendalian polusi dan pembangunan yang berwawasan lingkungan diperlukan untuk dapat tetap menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan melakukan konsep pembangunan hijau dan pengendalian polusi, kita dapat meminimalisir dampak kerusakan yang diterima ekosistem blue carbon dari aktivitas manusia. Selain itu, dengan pengaturan penangkapan ikan akan membantu menjaga ekosistem blue carbon untuk tetap lestari dengan menghindari kemungkinan terjadinya aktivitas over fishing.
3. Kemitraan dan Kolaborasi
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem blue carbon sangat penting untuk dilakukan. Dalam melakukan upaya konservasi diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk dapat menciptakan program yang menjangkau secara keseluruhan. Hal ini karena sebuah ekosistem bukan hanya milik sekelompok golongan tertentu saja, melainkan merupakan kepemilikan bersama. Dalam sebuah ekosistem terdapat berbagai kepentingan yang terkumpul di dalamnya. sehingga perlu untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada melalui kegiatan kolaborasi.