Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Cicada adalah salah satu jenis serangga yang dikenal dengan nama lokal “tonggeret”. Serangga ini memiliki keunikan yaitu dapat mengeluarkan suara yang nyaring. Namun, beberapa ilmuwan mengatakan bahwa siklus hidup Cicada akan terpengaruh oleh perubahan iklim. Apakah benar? Simak informasinya berikut!

Para ilmuwan sepakat bahwa munculnya serangga secara serempak adalah strategi evolusi. Burung, rakun, dan predator lainnya hanya bisa memakan beberapa dari mereka. Jadi, semakin banyak Cicada yang muncul bersama, semakin besar peluang mereka untuk hidup, berkembang biak, dan melestarikan gen mereka.

Seorang Professor Ekologi dan Biologi Evolusioner dari University of Connecticut, Chris Simon, mengatakan bahwa Cicada menggunakan strategi “bergerombol untuk menjaga jumlah yang aman”, sementara serangga lainnya yang lebih sering muncul secara soliter atau kehilangan jejak kelompoknya akan lebih mudah dimangsa predator, kesulitan bertahan hidup dan kesulitan berkembang biak. 

Professor Simon juga mengatakan, bahwa dalam seleksi alam, individu yang lebih sering menunggu akan lebih mudah bertahan, sementara sebaliknya yang tidak menunggu akan lebih sering dimakan. Di musim panas ini, populasi Cicada siklus diprediksi akan melonjak drastis karena dua generasi akan muncul secara bersamaan. Terakhir kali keduanya muncul bersama adalah pada tahun 1803. Diperkirakan, puluhan miliar serangga ini akan muncul ke permukaan. Pengguna aplikasi Cicada Safari, yang dirancang untuk melaporkan penampakan Cicada siklus dan membantu ilmuwan melacak serangga tersebut, telah mencatat lebih dari 1.000 penampakan di Georgia dan ratusan di Carolina Utara dan Alabama. 

Generasi Cicada siklus terbagi menjadi dua kategori, atau kelas umur: 
  1. 1. Cicada yang membutuhkan waktu 13 tahun untuk muncul.
  2. 2. Cicada yang membutuhkan waktu 17 tahun untuk muncul.

Suhu tampaknya memicu kapan mereka muncul ke permukaan, tetapi bagaimana tepatnya mereka mengatur jam internal mereka atau berkomunikasi kapan harus muncul dari tanah bersama-sama masih menjadi misteri.

Selain itu, para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah memperhatikan beberapa perubahan dalam ritme hidup serangga ini, yang mengarah pada hipotesis bahwa kenaikan suhu dapat mengubah jam internal dari beberapa Cicada siklus.

Gene Kritsky, seorang entomologis dan Ahli Cicada dari Universitas Mount St. Joseph di Ohio, mengatakan bahwa suhu rata-rata bumi telah bertambah tinggi karena pemanasan global, sehingga waktu kemunculan Cicada telah berubah menjadi lebih awal dari jadwal tahunannya.  “Cicadas adalah serangga ikim,” kata Kritsky dan kemudian menambahkan, “Saat ini, mereka muncul hampir 10 hari hingga 2 minggu lebih awal dari yang dulu terjadi pada 1940 silam”.

Professor Simon memiliki teori mengenai bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi Cicada: Ia mengatakan bahwa kenaikan suhu telah memperpanjang musim mekar dari tumbuhan yang menjadi makanan Cicada, sehingga membuat serangga tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat di bawah tanah. Sehingga nantinya seluruh populasi akan beradaptasi dan mengubah siklus mereka. 

Professor Simon juga memprediksi bahwa Cicada yang membutuhkan waktu 17 tahun akan berubah siklusnya menjadi 13 tahun, sedangkan yang 13 tahun akan berubah menjadi 9 tahun. Apabila teori tersebut terbukti benar, hal tersebut akan menjadi contoh nyata tentang bagaimana perubahan iklim dapat membuat kacau sebuah ritme siklus yang teratur di alam.

Serangga yang tidak berbahaya bagi manusia itu, tersebar di wilayah Timur dan Midwest Amerika. Berbeda dengan Cicada spesies yang membutuhkan waktu 1 tahun, kemunculan Cicada tersebut seperti yang terjadi di bagian Tenggara, adalah kejadian yang cukup langka. Amerika adalah tempat bagi 12 kelompok Cicada yang memiliki siklus 17 dan 13 tahun.

Selama bertahun-tahun di bawah tanah, Cicada periodik menghabiskan waktunya untuk memakan akar tanaman. Begitu mereka berada di atas tanah, mereka melakukan musim kawin yang dipenuhi “nyanyian”, kemudian berupaya untuk bertelur sebelum mereka menjadi santapan burung atau rakun.

Para ilmuwan masih berusaha mencari tahu bagaimana tepatnya Cicada memilih rentang hari tertentu untuk muncul bersama.

Meskipun suhu jelas berpengaruh bagi kehidupan Cicada, suhu tanah jarang konsisten di habitat Cicada, dan serangga ini sering terkubur di lapisan tanah yang berbeda. Sebuah penelitian tahun ini mengatakan tidak ada penjelasan yang pasti tentang keberhasilan koordinasi Cicada dan menyarankan agar para ilmuwan menyelidiki apakah mereka dapat berkomunikasi di bawah tanah.

Bagaimana menurut Teman Baik? Apakah menurut kalian, perubahan siklus hidup Cicada tersebut lambat laun akan memengaruhi keberlangsungan rantai makanan dan manusia?