Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Pernah dengar tentang istilah "green jobs"? Semenjak permasalahan lingkungan dan perubahan iklim menjadi perhatian baru dunia, berbagai solusi untuk menjaga bumi mulai dikerahkan. Bukan hanya tanggung jawab bagi kementrian atau badan yang berfokus pada lingkungan dan makhluk hidup, permasalahan lingkungan ini menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai sektor. Apalagi setelah masalah perubahan iklim mulai mengancam keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Salah satunya adalah mulai beralihnya sektor ekonomi sirkular menjadi ekonomi hijau, dimana berbagai bisnis dan perusahaan mulai terdorong untuk mengganti rantai suplai dan sistem kerja menjadi lebih ramah lingkungan, maka terciptalah industri hijau dan berbagai lapangan pekerjaan hijau atau yang biasa akrab disebut "green jobs". Berikut penjelasan mengenai "green jobs" yang perlu kamu ketahui!

Sejak masyarakat dunia memiliki kesadaran dan ketertarikan lebih terhadap permasalahan perubahan iklim, tenaga kerja hijau (atau disebut "green collar") mulai santer terdengar. Ditambah, sejak istilah "green economy" mulai menjadi pilar baru dalam tujuan negara-negara maju dan berkembang. Perusahaan-perusahaan mulai mempertimbangkan dampak yang mereka hasilkan dan terhadap masyarakat dan lingkungan. Didukung dengan pergerakan masif seputar upaya dekarbonisasi dan beberapa kebijakan terkait yang ditegakkan, lebih dari 300 juta lapangan pekerjaan hijau kemungkinan akan dibuka pada 2050 mendatang.

SSebanyak 38,5% lowongan "green jobs" mengalami kenaikan secara berkala dari 9.6% ke 13,3% sejak tahun 2015 hingga 2021. Seperti diketahui, sebagian besar lowongan untuk "green collar" berasal dari bidang energi terbarukan. Sektor energi terbarukan di seluruh dunia telah membuka 700.000 lapangan pekerjaan sejak tahun 2020 hingga 2021, dan kini mencapai 12,7 juta lapangan pekerjaan. Namun, saat ini, "green jobs" tidak hanya hadir di industri hijau, melainkan sudah merambah ke bidang konstruksi, arsitektur dan akuntansi. Berikut beberapa "green jobs" yang memiliki pertumbuhan paling signifikan dari tahun 2016 hingga 2021: sustainability manager (30%), wind turbin technician (24%), solar consultant (23%), ecologist (22%), dan environmental health and safety specialist (20%).

Selain itu, "green jobs" telah banyak ditemukan pada berbagai sektor, diantaranya adalah compliance manager (19%), facilities manager (11%), and technical sales representative (8%). Posisi sustainable finance juga mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, dimana investasi dan manajemen portofolio ESG menjadi umum dilakukan. Permintaan akan "green skills" juga terus meningkat, dengan beberapa fokus yaitu ecosystem management skills, environmental policy, dan pollution prevention. Ketiga hal tersebut adalah skills yang cukup dicari oleh rekruter dari perusahaan yang membuka lowongan "green jobs".

"Green jobs" akan terus berkembang dan mendorong ekonomi hijau yang berkelanjutan. Sehingga, skills yang sudah ada sebelumnya akan memiliki urgensi untuk ditingkatkan melalui tersedianya peluang kerja dan pelatihan-pelatihan yang akan menjadi hal yang umum dimasa mendatang. Bagaimana? Tertarik dengan peluang "green jobs"?

Referensi: action.deloitte.com dan workingnation.com