Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Tahukah kamu seberapa besar hutan di dunia? Mungkin ada yang akan menjawab Amazon atau hutan Kalimantan, tapi bukan itu jawabannya. Faktanya memang Amazon dan Kalimantan adalah rumah bagi beberapa hutan hujan tropis terbesar di dunia. Bahkan, hutan boreal di Kanada terbentang luas dari Rusia hingga Kanada.  

Namun, siapa sangka ternyata hutan terluas di dunia bukan berada di darat, melainkan berada di lautan. Itu semua terjadi karena hutan terbesar di dunia disebut Hutan Laut dan terletak di dua tempat. Yang pertama berada di lepas pantai selatan Afrika dan dikenal sebagai Hutan Laut Afrika, dan yang lainnya berada di Australia dan dikenal sebagai Great Southern Reef. 

Sebenarnya apa itu hutan laut? dikutip dari laman Clean Wave Foundation, hutan pada dasarnya adalah sebuah ekosistem yang didominasi oleh berbagai jenis pohon. Namun, hutan lebih dari itu. Ekosistem ini adalah sebuah tempat hidup banyak makhluk hidup lain yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga timbul sebuah struktur atau ekosistem yang lebih kompleks. 

Hutan dengan pohon-pohon akan lebih memberikan perlindungan bagi banyak spesies tanaman maupun hewan. Semakin besar dan kompleks strukturnya, akan semakin banyak spesies yang akan hidup berdampingan. Namun ternyata hutan ternyata tidak hanya di darat saja, bahkan ada hutan yang lebih besar lagi di lautan. Struktur yang dibentuk hutan bawah laut pada dasarnya menyediakan tempat berlindung bagi lebih banyak kehidupan laut. 

Sama seperti keberadaan berbagai rumput laut, berbagai ganggang tumbuh dengan menangkap energi matahari dan melakukan fotosintesis. Para peneliti menemukan bahwa hutan laut di seluruh dunia mencakup 6 hingga 7,2 juta kilometer persegi, hampir empat kali luas Indonesia. Namun, hutan-hutan tersebut letaknya tersebar di berbagai wilayah. 

Adapun dua hutan laut terbesar di dunia, satu di pantai selatan Afrika, disebut Great African Sea Forest (GASF), dan satu lagi di Australia, disebut Great Southern Reef (GSR). Yuk Kita cari tahu lebih lanjut tentang keduanya. 

Great African Sea Forest (GASF) dikutip dari lama Ocean Change Project, Great African Sea Forest (GASF) merupakan satu-satunya hutan rumput laut dan bambu di Bumi. Dua “pohon” yang mendominasi GASF adalah bambu laut Ecklonia maxima dan rumput laut kipas angin Laminaria pallida.  Hutan kaya keanekaragaman hayati ini terletak di lepas pantai Cape Town dan membentang lebih dari 1.000 kilometer ke utara hingga Namibia, Afrika. 

Pada dasarnya hutan laut yang ada di bumi ini cukup banyak seperti di Inggris, Amerika Barat, Jepang, dan laut Arktik. Sayangnya, bagaimanapun hutan-hutan ini sekarang menyusut, bergeser, atau bahkan menghilang. Berbeda dengan hutan lainnya, GASF dinilai sangat produktif dan tumbuh setiap tahun. Karena melimpahnya sumber daya rumput laut, GASF menjadi penting beberapa alasan, seperti: 
  • - Rumput laut menyediakan perlindungan, tempat tinggal dan makanan bagi ribuan spesies. Bahkan sejumlah besar spesies di wilayah tersebut, belum dideskripsikan.
  • - Rumput laut membantu regenerasi laut dan menjadi ekosistem kunci untuk regenerasi di berbagai lautan dunia.
  • - Rumput laut mengurangi CO2 dalam air: Karbon yang diserap oleh hutan GASF sebanding dengan gabungan hutan bakau, rawa asin, dan padang lamun. Mengurangi jumlah CO2 dalam air juga mengurangi pengasaman laut lokal membuat hutan laut menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan laut.
  • - Hutan Laut menjadi peran penting dalam kestabilan iklim: Saat lautan menghangat, GASF bisa mengubah distribusinya dengan kecepatan yang cepat dan dinilai tumbuh dengan baik.

Laju pertumbuhan yang cepat juga dapat menarik karbon dalam jumlah besar dari air laut dan atmosfer. Oleh karena itu, hutan ini dapat berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim. Sayangnya, GASF masih menghadapi ancaman dari penangkapan ikan yang berlebihan, kurangnya pengetahuan dan kesadaran, polusi plastik, eksplorasi pertambangan, dan tantangan iklim. Meski begitu, teman-teman yang ingin melihat keindahan GASF bisa menyaksikan dalam film dokumenter “My Octopus Teacher” yang tayang di Netflix. 

Great Southern Reef (GSR) Hutan laut terbesar kedua disebut Great Southern Reef (GSR), yang terletak di sepanjang pantai selatan Australia. Tepatnya, membentang 71.000 kilometer persegi dari New South Wales di sekitar garis pantai selatan Australia hingga Kalbarri di Australia Barat. Ciri utama hutan ini adalah banyaknya rumput laut dan keanekaragaman terumbu karang. Tidak jauh berbeda dengan GASF, GSR juga merupakan padang rumput yang produktif dan menjadi rumah bagi berbagai hewan laut. 

Bahkan ada spesies yang hanya hidup di kawasan GSR, bahkan seperti naga laut kurus (Phyllopteryx taeniolatus), yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di Bumi. Sayangnya, pada tahun 2011 rumput laut di Sungai Jinsha juga terkena dampak fenomena gelombang panas laut. Hasilnya menunjukkan bahwa luas hutan rumput laut menyusut hingga 43% pada tahun 2015.

Bahkan hingga tahun 2015, hampir lima tahun setelah gelombang panas, tidak ada tanda-tanda pemulihan hutan rumput laut. Terletak di Samudra Hindia, laut di GSR mengalami tingkat pemanasan laut yang tinggi bahkan sebesar 0,65 derajat celcius selama 50 tahun terakhir. Pemanasan ini dapat menghancurkan ekosistem yang terbentuk di hutan bawah laut GSF di masa mendatang.