Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Polusi udara telah lama dikenal sebagai faktor risiko yang signifikan untuk kanker paru-paru. Namun, sebuah studi baru dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard T.H. Chan mengungkapkan bahwa orang lanjut usia yang terpapar polusi udara mungkin rentan terhadap berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal dan kanker prostat.

Para ilmuwan menganalisis penerima manfaat Medicare berusia 65 tahun atau lebih (data dikumpulkan dari tahun 2000 hingga 2016 yang awalnya bebas kanker) dan membuat kohor terpisah dari 2,2 hingga 6,5 juta orang dengan kanker payudara, kolorektal, prostat, dan endometrium.

Para peneliti kemudian menyelidiki dampak polusi udara terhadap risiko kanker dengan mempertimbangkan usia, jenis kelamin, ras, BMI, dan status sosial ekonomi. Untuk memperkirakan paparan polusi individu, mereka membuat peta prediksi konsentrasi nitrogen dioksida (NO2) dan polutan udara (PM2.5) di AS, berdasarkan kode pos.

Hasilnya menunjukkan bahwa paparan kronis terhadap PM2.5 dan NO2 meningkatkan risiko kanker kolorektal dan prostat, tetapi bukan kanker endometrium. Kontak NO2 berkorelasi dengan risiko kanker payudara yang lebih rendah, sementara dampak PM2.5 tidak pasti karena komposisinya yang kompleks.

Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih rendah dan komposisi PM2.5 yang stabil meningkatkan efek risiko kanker payudara. Kedua polutan tersebut juga menunjukkan peningkatan risiko kanker endometrium, bahkan pada tingkat yang lebih rendah.

Penulis Joel Schwartz memperingatkan standar polusi udara AS dapat membahayakan kesehatan masyarakat karena kurangnya peraturan. Tanpa standar yang lebih ketat secara signifikan, polusi udara akan menyebabkan banyak kasus kanker yang dapat dihindari setiap tahunnya.

sumber: earth.com