Bumi Baik Writer
23/08/23
Tahukah kamu? Hanya butuh sepersekian detik untuk mempertahankan luka bakar parah akibat menyentuh permukaan jalan yang panas. Bagaimana itu bisa terjadi? Pada hari-hari terpanas, aspal dan beton dapat mencapai suhu permukaan setinggi 82 derajat Celsius, menurut Dr. Kevin Foster, direktur Arizona Burn Center di Phoenix.
Setelah Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat menyatakan bahwa kota tersebut mengalami suhu tinggi di atas 43°C selama 30 hari berturut-turut pada bulan Juli, para peramal cuaca memperkirakan gelombang panas lain akan terjadi di Phoenix. Rekor suhu tertinggi telah terjadi di seluruh Eropa pada musim panas ini, dan gelombang panas besar diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Agustus di seluruh belahan dunia.
Dokter telah merawat banyak pasien yang mengalami luka bakar karena terjatuh ke tanah atau menyentuh permukaan yang jauh lebih panas daripada suhu udara yang diukur di Phoenix. Suhu permukaan memengaruhi seberapa panas area sekitarnya dan menimbulkan risiko kesehatan selama gelombang panas berlangsung.
Selama gelombang panas, permukaan yang terkena sinar matahari menyerap dan memantulkan sejumlah besar energi matahari, menyebabkan suhu meningkat secara signifikan. Panas dari permukaan yang hangat ini selanjutnya dipindahkan ke udara sekitar, meningkatkan suhu udara secara keseluruhan. Meskipun beberapa permukaan yang permeabel dan lembab menyerap lebih sedikit panas, seperti rumput atau tanah, bahan konstruksi lainnya, seperti aspal atau beton, dapat menyerap hingga 95% energi matahari, yang kemudian dipancarkan kembali ke atmosfer sekitar.
Jika termometer menunjukkan angka 38°C pada siang hari, suhu ini mengacu pada suhu udara, yang biasanya diukur oleh ahli meteorologi pada jarak lebih dari satu meter di atas permukaan. Permukaan seperti aspal atau semen, bagaimanapun, dapat mencapai suhu yang lebih tinggi dari 65°C pada suhu tersebut, menyebabkan kulit terbakar. Sangat penting untuk menyadari suhu permukaan ini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari kerusakan.
Sumber: reuters.com
Setelah Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat menyatakan bahwa kota tersebut mengalami suhu tinggi di atas 43°C selama 30 hari berturut-turut pada bulan Juli, para peramal cuaca memperkirakan gelombang panas lain akan terjadi di Phoenix. Rekor suhu tertinggi telah terjadi di seluruh Eropa pada musim panas ini, dan gelombang panas besar diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Agustus di seluruh belahan dunia.
Dokter telah merawat banyak pasien yang mengalami luka bakar karena terjatuh ke tanah atau menyentuh permukaan yang jauh lebih panas daripada suhu udara yang diukur di Phoenix. Suhu permukaan memengaruhi seberapa panas area sekitarnya dan menimbulkan risiko kesehatan selama gelombang panas berlangsung.
Selama gelombang panas, permukaan yang terkena sinar matahari menyerap dan memantulkan sejumlah besar energi matahari, menyebabkan suhu meningkat secara signifikan. Panas dari permukaan yang hangat ini selanjutnya dipindahkan ke udara sekitar, meningkatkan suhu udara secara keseluruhan. Meskipun beberapa permukaan yang permeabel dan lembab menyerap lebih sedikit panas, seperti rumput atau tanah, bahan konstruksi lainnya, seperti aspal atau beton, dapat menyerap hingga 95% energi matahari, yang kemudian dipancarkan kembali ke atmosfer sekitar.
Jika termometer menunjukkan angka 38°C pada siang hari, suhu ini mengacu pada suhu udara, yang biasanya diukur oleh ahli meteorologi pada jarak lebih dari satu meter di atas permukaan. Permukaan seperti aspal atau semen, bagaimanapun, dapat mencapai suhu yang lebih tinggi dari 65°C pada suhu tersebut, menyebabkan kulit terbakar. Sangat penting untuk menyadari suhu permukaan ini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari kerusakan.
Sumber: reuters.com