Bumi Baik Writer
22/08/23
Perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss, IQAir, mencatat bahwa Jakarta menempati posisi teratas sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia pada Rabu, 9 Agustus 2023 setelah secara konsisten menduduki peringkat 10 kota dengan udara terburuk secara global sejak Mei.
Warga Jakarta diketahui telah lama mengeluhkan udara beracun yang berasal dari lalu lintas yang penuh sesak, kabut asap industri, dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Bahkan, ada gugatan perdata yang diajukan pada 2021 untuk menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk mengendalikan polusi udara.
Pengadilan pada saat itu memutuskan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo harus menetapkan standar kualitas udara nasional untuk melindungi kesehatan manusia dan Menteri Kesehatan serta Gubernur Jakarta harus merancang strategi untuk mengendalikan polusi udara.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengungkapkan bahwa perbaikan transportasi umum menjadi solusi penting untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Pasalnya, 75% pencemaran udara disumbangkan oleh sektor transportasi yang mayoritas penduduknya menggunakan kendaraan pribadi.
Selain itu, perbaikan angkutan umum juga harus dibarengi dengan pengendalian industri yang selama ini mencemari lingkungan. Industri yang selama ini menggunakan energi batu bara harus didorong untuk beralih menggunakan energi terbarukan seperti panel surya.
Sumber: megapolitan.kompas.com, health.detik.com