Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Pernah dengar istilah baru dalam dunia psikologi yang disebut dengan “Climate Anxiety” atau “Eco-anxiety”? Apa maksudnya dan bagaimana cara kita mengatasinya ya? Simak ulasan BumiBaik berikut.

Kondisi bumi saat ini sedang tidak baik-baik saja, dimana perubahan iklim telah berkembang menjadi krisis iklim. Sehingga, banyak generasi muda yang mulai mengedukasi diri dan mencari tahu tentang informasi terkini seputar krisis iklim. Sayangnya, kemudahan akses informasi yang ada memiliki dampak sampingan dalam kacamata psikologis, yaitu generasi muda mulai mempertanyakan tentang masa yang akan datang jika krisis iklim semakin memburuk dan tidak teratasi dengan maksimal. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, mulai timbul kecemasan-kecemasan yang membuat generasi muda merasa terganggu, dan hal ini disebut sebagai “Climate Anxiety”, “Eco-anxiety”, “Eco-grief”, “Eco-guilt”, atau “A chronic fear of environmental doom”. 

Menurut The American Psychological Association and ecoAmerica, “Eco-anxiety” diartikan sebagai “ketakutan kronis akan kiamat ekologi”. Ketakutan tersebut dipicu oleh berbagai fenomena kerusakan dan bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, angin puting beliung, dan kekeringan atau dipicu dari informasi atau berita-berita terkait krisis iklim yang beredar dari media.

Meskipun “Eco-anxiety” belum dianggap sebagai penyakit mental, tetapi hal ini bisa diperburuk dengan adanya riwayat gangguan kecemasan yang sudah diderita seseorang. Berikut ada beberapa gejala yang bisa kita pelajari dan pahami tentang orang yang sedang mengalami “Eco-anxiety”, adalah:
  1. 1. Pikiran obsesif
  2. 2. Pemikiran fatal, misalnya “Krisis iklim sudah terlambat untuk diperbaiki, buat apa berusaha lagi?”
  3. 3. Kecemasan eksistensial 
  4. 4. Perasaan bersalah berkepanjangan mengenai jejak karbon individu
  5. 5. Marah atau frustasi terhadap generasi yang lebih tua akan ketidakmampuan pemangku kepentingan dalam mengatasi krisis iklim
  6. 6. Merasa depresi, panik, dan cemas
  7. 7. Berkabung atau sedih berkepanjangan akan kondisi kerusakan alam 
  8. 8. Kesulitan tidur dan konsentrasi
  9. 9. Perubahan napsu makan

Tahukah Anda? Peningkatan curah hujan dan suhu bisa memengaruhi kondisi psikis seseorang karena curah hujan yang tinggi dapat berpengaruh pada suasana hati atau mood Anda yang ditandai dengan seasonal depression, pada kondisi curah hujan tinggi, intensitas cahaya matahari yang mampu meningkatkan hormon serotonin berkurang, kemudian kenaikan suhu dapat meningkatkan stress dan membuat seseorang mudah tersinggung, selain itu untuk seorang pasien dengan kondisi khusus yang mengharuskan konsumsi obat dengan kondisi suhu tertentu juga dapat terancam akibat kondisi kenaikan suhu ini.

Berikut orang-orang yang rentan mengalami “Eco-Anxiety” adalah:
  1. 1. Generasi muda
  2. 2. Masyarakat adat yang masih bergantung terhadap alam
  3. 3. Komunitas marginal
  4. 4. Masyarakat yang pekerjaannya bergantung pada alam, misalnya: petani, nelayan, dan lainnya
  5. 5. Orang yang hidup di area yang berisiko tinggi

Lalu, bagaimana cara kita untuk mengatasinya?
  1. 1. Cari fakta-fakta tentang krisis iklim secara aktual tetapi jangan berlebihan, hal ini harus dikontrol secara tepat agar Anda tidak merasa tertekan dengan fakta-fakta yang ada.
  2. 2. Pahami dan kelola emosi Anda dengan baik, semua emosi itu valid dan berhak untuk dirasakan, tetapi harus bisa mengontrolnya dengan baik agar tidak kewalahan, dan jadikan rasa kurang nyaman yang ditimbulkan dari emosi Anda sebagai motivasi untuk berkontribusi nyata lewat aksi.
  3. 3. Fokus pada hal-hal yang bisa Anda kontrol, artinya, hindari skenario ‘what if’ dari setiap aksi atau upaya melawan atau memberantas krisis iklim, dan abaikan hal-hal yang diluar kuasa kita, misalnya untuk mengurangi emisi karbon, Anda cukup mulai fokus Anda terhadap jejak karbon personal yang Anda buang, alih-alih fokus kepada semua elemen dan industri yang terlibat dalam menyumbang emisi karbon diuar ambang batas.
  4. 4. Terhubung dengan orang-orang atau komunitas yang memiliki keresahan serupa, dengan begitu Anda bisa mendapat dukungan moril sehingga hal tersebut akan mengurangi tekanan pikiran Anda.
  5. 5. Cari pertolongan profesional jika Anda membutuhkannya, jangan ragu untuk berkonsultasi ke Psikolog atau Psikiater apabila gangguan “Eco-Anxiety” ini bertambah buruk dan mulai mengganggu aktivitas Anda, sehingga Anda bisa mendapat saran atau konsultasi yang tepat sesuai kebutuhan Anda.

“Eco-anxiety” bisa menyerang siapa saja yang masuk ke golongan rentan ataupun orang-orang yang sudah mengidap gangguan kecemasan. Untuk itu, penting bagi generasi muda untuk memilah dan menyaring informasi yang beredar di media, terutama menjadikan informasi terkait krisis iklim sebagai bentuk motivasi atau dorongan untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan untuk memperlambat krisis iklim.

BumiBaik bisa membantu Anda untuk mewujudkan harapan Anda terkait upaya penanggulangan krisis iklim dengan kolaborasi menanam pohon yang termonitor, transparan, dan berkelanjutan dengan penggunaan geo-tagging technology untuk perusahaan atau komunitas Anda. Hubungi [email protected] atau kirim pesan melalui WhatsApp ke +62 82130075758 untuk berkonsultasi dan mendapat informasi lebih lanjut.