Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Pemanasan global telah menyebabkan peningkatan kejadian kanker kulit di seluruh dunia, termasuk peningkatan kejadian kanker kulit di kalangan wanita berusia di atas 50 tahun di Thailand.

Menurut Global Cancer Observatory, dari tahun 2015 hingga 2019, kejadian kanker kulit pada wanita berusia 50 tahun ke atas meningkat sekitar 1% per tahun, namun stabil pada pria. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kematian akibat kanker kulit di Thailand mencapai 1.133 pada tahun 2020. Secara umum, kanker kulit dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu melanoma dan non-melanoma.

Pada tahun 2010, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) melakukan penilaian dampak lingkungan terhadap penipisan ozon dan interaksinya dengan perubahan iklim, menyimpulkan bahwa proyeksi perubahan lapisan ozon dan awan dapat mempengaruhi radiasi ultraviolet (UV) pada tingkat radiasi permukaan bumi ( meskipun dampaknya berbeda-beda menurut lokasi geografis).

Meskipun dampak terhadap risiko kanker kulit bukan fokus utama penelitian perubahan iklim, perubahan tingkat radiasi UV dan suhu yang lebih tinggi dapat mempengaruhi tingkat kanker kulit. Paparan sinar matahari atau radiasi ultraviolet (UV) dalam jangka panjang, termasuk dari tanning bed, merupakan penyebab utama kanker kulit.

Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan kanker kulit termasuk infeksi human papillomavirus (HPV), luka kronis jangka panjang, penuaan, dan riwayat kanker kulit dalam keluarga.

Untuk mengurangi risiko kanker kulit, individu harus mewaspadai paparan sinar matahari dan mengambil tindakan perlindungan, seperti mengenakan pakaian pelindung dan menggunakan tabir surya. Pemeriksaan kulit secara teratur oleh dokter kulit juga dianjurkan. Deteksi dini kemungkinan kelainan kulit dapat menghasilkan pengobatan yang lebih efektif.

Penting untuk mewaspadai kanker kulit dan secara rutin memeriksa adanya perubahan pada tahi lalat, flek, atau luka pada kulit. Deteksi dini secara signifikan dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan pemulihan.

Sumber: asianews.com