Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Seorang mahasiswa pascasarjana Duke University menemukan partikel-plastik mikroskopis (microplastik) pada lemak dan paru-paru dari dua pertiga mamalia laut. Ia menyarankan agar mikroplastik ini dapat berpindah ke luar saluran pencernaan mamalia laut.

Alasan munculnya mikroplastik di dalam jaringan mamalia laut masih belum pasti. Ia juga masih ragu tentang bahaya partikel mikroplastik terhadap kesehatan mamalia. Namun faktanya, penelitian lain menyatakan bahwa partikel mikroplastik mungkin dapat menyebabkan peniruan hormon dan pengganggu endokrin.

“Ini adalah beban tambahan di atas semua yang mereka hadapi: perubahan iklim, polusi, kebisingan, dan sekarang mereka tidak hanya menelan plastik dan bersaing dengan potongan besar di perut mereka, mereka juga terinternalisasi,” jelas mahasiswa pascasarjana tahun ke-lima di Duke University Marine Lab bernama Greg Merrill Jr. "Beberapa bagian dari massa mereka sekarang adalah plastik."

Dari penelitian sebelumnya mengenai kerusakan yang disebabkan oleh partikel mikroplastik, para ilmuwan menarik kesimpulan bahwa plastik cenderung mudah menempel pada lemak karena bersifat lipofilik. Plastik juga mudah tertarik pada bagian penghasil suara di dahi paus bergigi dan bantalan lemak di sepanjang rahang bawah yang memfokuskan suara ke telinga bagian dalam paus. Penelitian ini terdiri dari sekitar 12 spesies yang diamati.

“Bagi saya, (penelitian) ini hanya menggarisbawahi keberadaan plastik di laut yang ada di mana-mana dan skala masalahnya,” kata Merrill, menyoroti betapa berbahayanya plastik yang tersebar di lautan.