Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Perubahan iklim telah menimbulkan tantangan serius di berbagai belahan dunia, termasuk kawasan Arktik. Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, para ilmuwan telah mengungkap fenomena baru akibat pemanasan global: menyusutnya gletser di Arktik mengungkap sumber emisi metana baru.

Metana merupakan gas rumah kaca yang dapat mempercepat perubahan iklim. Biasanya, metana dilepaskan melalui aktivitas manusia seperti pertanian dan produksi bahan bakar fosil. Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa menyusutnya gletser di Arktik juga dapat menjadi sumber emisi metana alami.

Para ilmuwan memanfaatkan data satelit dan observasi lapangan untuk mempelajari pola emisi metana yang terkait dengan penyusutan gletser. Mereka menemukan bahwa ketika gletser menyusut, endapan organik yang terperangkap di dalam es terpapar ke lingkungan yang lebih hangat dan menyebabkan pelepasan metana. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemanasan global, Arktik dapat berkontribusi signifikan terhadap emisi metana alami.

Pelepasan metana dari menyusutnya gletser di Arktik mempunyai implikasi serius terhadap perubahan iklim global. Metana memiliki kemampuan memerangkap panas 28 kali lebih efektif dibandingkan karbon dioksida, sehingga memperkuat efek rumah kaca secara signifikan. Dengan semakin menyusutnya gletser akibat pemanasan global, pelepasan metana ini dapat berkontribusi pada putaran umpan balik yang mempercepat perubahan iklim.

Penemuan ini juga menggarisbawahi pentingnya pemantauan aktivitas metana yang lebih baik di Arktik. Pemahaman yang lebih baik mengenai kontribusi sumber daya alam terhadap konsentrasi metana di atmosfer dapat memfasilitasi pengembangan strategi mitigasi yang lebih efektif.

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks, temuan ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan lingkungan. Upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global tetap menjadi prioritas utama dalam menjamin keberlanjutan planet kita.

Sumber: sciencedaily.com