Graha Polinema 4th Floor, Jl. Soekarno Hatta No.9, Malang City, East Java, Indonesia

image

Energi menjadi isu utama dalam topik lingkungan seperti yang kita tahu dewasa ini energi tak terbarukan mulai perlahan - lahan digantikan oleh energi terbarukan. Indonesia salah satu yang ikut andil dalam mengganti energi tak terbarukan. Salah satu upaya Indonesia dalam menggandeng energi terbarukan adalah menurunkan biaya pemasangan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). 

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana telah memperbaiki teknologi pada penyedian PLTS yang berdampak pada muahnya biaya operasional. Biaya operasional turun drastis hingga 80% dan diharapkan bisa menjadi peluang bagi masyarakat  untuk memanfaatkan PLTS, selain ramah lingkungan biayanya pun lebih murah. Tidak hanya itu, Menteri ESDM juga mencoba beberapa inovasi guna menarik investor agar mau berinvestasi di energi terbarukan serta dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

Menurut Dadan, negara-negara yang mengalami krisis energi umumnya terlalu banyak mengimpor komoditas energi dari negara lain, dengan demikian pemanfaatan energi dalam negeri sangatlah penting khususnya energi terbarukan yang ramah lingkungan, tak hanya itu, penggunaan sumber energi terbarukan seperti panel surya dapat menjadi langkah awal untuk memulai hidup sehat dan peduli kepada lingkungan.  

Selain itu, pada 10 Februari 2022, Kementerian ESDM bersama United Nations Development Programme (UNDP) dengan proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) telah meluncurkan program hibah Sustainable Energy Fund (SEF) insentif untuk PLTS Atap dengan dukungan dari Global Environment Facility (GEF) didistribusikan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) yang memiliki tujuan yang sama yakni mencapai target nol emisi pada tahun 2060 dan melawan krisis iklim pada Climate Change Conference of the Parties (COP 26). SEF diharapkan bisa membantu pemerintah Indonesia untuk kedepannya.